Friday, December 26

terima kasih sebesar besarnya untuk nasgorkam untuk petikan idenya-dasarnya saya ga bisa apa2-..dan maaf kalo saya sedikit menggandakan ide anda..

Monday, December 15

Masih Ada Hari Esok


Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak.
Dia hidup dalam keluarga yang bahagia,
dengan orang tua dan sanak keluarganya.
Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja

Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya,
membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya.
Ketika ia menyadari kesalahannya dan mauminta maaf,
dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya.
Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.
Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar saja.
Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah
sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya.
Walaupun dia tahu itu salah,
tapi tidak tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan
berbaikan dengan teman baiknya.
Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.
Walaupun dia masih sering melihat temannya itu,
tapi mereka tidak pernah saling tegur.
Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain.

Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama,
main, kerjakan PR, dan jalan-jalan.
Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk.
Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik.
Cewek ini kemudian menjadi pacarnya.

Dia begitu sibuk dengan kerjanya,
karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya.
Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon.
Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka."

Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja
selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali
untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam
membahagiakan keluarganya.

Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat
hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak
masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah
menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya
kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu",
tapi dia tidak pernah melakukannya.
Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya."

Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya,
tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya.
Anak-anak mulai menjauhinya,
dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan,
istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat.
Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal,
dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.

Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu",
istrinya telah meninggal dunia.
Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui
anak-anaknya setelah kematian istrinya.
Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.

Segera, anak-anaknya dewasa
dan membangun keluarganya masing-masing.
Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini,
yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik,
yang menyediakan pelayanan sangat baik.
Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70.
Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand,
dan negara-negara lain bersama istrinya,
tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut.

Sejak itu sampai dia meninggal,
hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.
Dia kini merasa sangat kesepian,
perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster
dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...."
Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir,
Dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.

Apa yang ingin coba dikatakan pada anda adalah :
Waktu tidak akan pernah berhenti.
Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari,
anda ternyata telah maju terlalu jauh.

Jika anda pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika anda merasa ingin mendengar suara teman anda,
jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting,
jika anda merasa ingin mengutarakan kepada seseorang
bahwa anda sayang dia,
jangan tunggu sampai terlambat.
Jika anda terus berpikir bahwa akan ada hari lain
untuk memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika anda selalu berpikir bahwa besok akan datang,
maka "besok" akan pergi begitu cepatnya
sehingga anda baru menyadari bahwa
waktu telah meninggalkan anda.

sebuah catatan kecil dari seorang
teman

Thursday, December 11

Malam ini
Kembali sadari aku sendiri
Gelap ini
Kembali sadari engkau telah pergi
Malam ini
Kata hati harus terpenuhi
Gelap ini
Kata hati ingin kau kembali
Hembus dinginnya angin lautan
tak hilang ditelan bergelas-gelas arak
yang kutenggakkan
Malam ini
Kubernyanyi lepas isi hati
Gelap ini
Kuucap berjuta kata maki
Malam ini
Bersama bulan aku menari
Gelap ini
Ditepi pantai aku menangis
Tanpa dirimu dekat dimataku
Aku bagai ikan tanpa air
Tanpa dirimu ada disisiku
Aku bagai hiu tanpa taring
Tanpa dirimu dekap dipelukku
Aku bagai pantai tanpa lautan
Kembalilah kasih
Kembalilah kasih

Anyer 10 Maret by Slank

ga tau mo ngetik apa...
cuman pengen aja biar ga berat2 amat otak yg soak ini nanggung beban
asli malem ini saya pengen dia ada disamping saya..tapi rasanya ga mungkin!!
dia sang bidadari pujaan telah meninggalkan saya..
ini pastilah kebodohan saya telah menyakiti hati sucinya..
memang laki2[khususnya saya] ga penah mo ngerti perasaan wanita
emang bener kalo para wanita suka ngomong kalo kita[pria] bajingan
dan emang bener juga kalo mereka bilang kita ga penah mau mengerti apa yang mereka inginkan..dan pada kenyataanya mereka cuman butuh pengertian dari kita tidak lebih dari itu..dan entah mengapa kita selalu aja ga penah mau ngertiin mereka
betapa bodohnya kita...saya maksudnya!